Masih terkait dengan perayaan ulang tahun Arham ke-2, pas kebetulan Papi dapat cuti kerja di akhir bulan Maret 2009, Arham bersama Papi & Ibuk pergi liburan ke pulau Bali selama seminggu dari tanggal 22-29 Maret 2009.
Berangkat dari Sepinggan Balikpapan hari Minggu siang, 22 Maret 2009 transit sebentar di Surabaya sebelum akhirnya meneruskan penerbangan ke Denpasar, Bali. Sebenernya ini untuk kedua kalinya Arham berkunjung ke Bali, dimana sebelumnya di bulan Februari 2008 Arham pernah liburan juga dan menginap di Hotel Hardrock, Kuta-Bali. Kali ini Arham menginap di hotel Harris di area sama Kuta-Bali, karena lokasi ini memang keliatannya yang paling recommended dimana semua fasilitas relatif lengkap, mau ke pantai dekat...mau cari makanan banyak tempat restoran, mau shopping juga dekat dengan galery/toko maupun pusat perbelanjaan spt Kuta Square, apalagi mau cari hiburan...
Liburan ke Bali kali ini tergolong spesial dikarenakan bersamaan dengan perayaan Hari Nyepi, tepatnya di hari Kamis 26 Maret 2009. Kembali ke cerita, Arham tiba di bandara Ngurah Rai-Denpasar suasana sudah petang hari, check in hotel sudah agak kemalaman, jadi acara jalan-jalannya dimulai esuk harinya hari Senin.
Hari 1, Senin 23 Maret 2009
Acara jalan-jalan disekitar area Kuta, menikmati suasana pantai Kuta nan indah sambil berbelanja perbekalan selama di hotel.
Di sore hari sambil menunggu fenomena shunset ketika mentari tenggelam di pantai, Arham bersama Papi-Ibuk menyaksikan pergelaran Upacara “Melasti” yang menurut kepercayaan penduduk setempat adalah ritual untuk menghapuskan segala dosa-dosa sebelum menjalankan ritual Nyepi. Upacara Melasti biasanya diselenggarakan dalam kurun waktu 3 hari menjelang ritual Nyepi. Makanya para penganut Hindu yang merayakan upacara ini rata-rata memakai pakaian adat putih sebagai
simbol penyucian diri.
Selepas melihat prosesi Upacara Melasti, Arham kembali lagi main di sekitar pantai ketika mentari sudah tak menyengat lagi. Dengan hempasan ombak-ombak kecil, sangatlah asyik buat main kecipuk air laut. Apalagi pas main, Arham dapat teman kakak cantik yang mau menemani main bareng. Arhampun makin semangat bermain pasir & ombak kecil laut sambil menunggu fenomena sunshet tiba.
Lewat jam 6 sore...saat sunshetpun tiba, sudah pasti tak akan dilewatkan Papi buat mengambil foto buat kenangan. Arham sama Ibupun mejeng untuk foto bareng dengan background laut maupun kenampakan sunshet yang sangat indah ini.
Berikut sebagian dari foto kenang-kenangan yang sempat diambil pada kesempatan itu.
Hari 2, Selasa 24 Maret 2009
Sesuai rencana, Papi menyewa jasa tour dengan hitungan jam tapi tujuan kami tentukan sendiri.
Papi menyewa mobil kijang + sopirnya pak Kadek yang sangat baik hati untuk mengantarkan jalan-jalan sesuai tempat tujuan kami. Sewa selama 8 jam dikenakan biaya Rp 375.000, harga ini sudah termasuk lumayan murah karena rata-rata paket yang ditawarkan diatas Rp 400.000.
Sehabis sarapan pagi dengan makan roti, bubur kacang ijo, sereal + menu utama sarapan pagi, Arham kembali ke kamar dulu...ngantuk, istirahat sebentar sambil menunggu jemputan pak Kadek sekitar jam 9-an pagi. Sekitar jam 9.30 pak Kadekpun datang, dan kita langsung menuju tempat tujuan pertama di Taman Safari Bali yang berada di kawasan Gianyar (Bali timur). Sampai ditempat tujuan untungnya belum terlalu panas, jadi masih enak untuk jalan-jalan,
tapi berhubung Arham cengeng jadi tetap saja kurang asyik...lha diajak naik truk Safari keliling aja pake nangis...
Selesai acara keliling di Taman Safari, pas waktunya makan siang....langsung deh menuju arah selatan ke resto pantai Jimbaran..yang terkenal dengan olahan menu seafoodnya plus pemandangan pesona pantainya. Tapi idealnya makan diresto ini...di waktu sore atau malam hari...bukannya pas terik mentari...tapi yang namanya juga lapar apapun dilakukan untuk siap melahap. Kawasan Jimbaran memang dikemas dengan deretan resto yang menghadap langsung ke pantai...dan untuk masuk kawasan ini dikenakan kontribusi Rp 2000. Di resto yang lupa namanya ini, Arham menyantap sepotong ikan bakar bersama Papi & Ibuk...tahu-tempe,...lalapan dan sebagainya, namanya juga resto eksklusif jadi lumayan merogoh kocek lah..
Kedatangan kelompok pengamen yang singgah ke resto ini cukup bisa menyejukkan suasana terik panas waktu itu, ketika mereka menyajikan lagu klasik maupun lagu latin barat.
Setelah perut kenyang, dilanjutkan dengan perjalanan untuk mengetahui suasana Bali selatan di area Tanjung Benoa. Tanjung Benoa dikenal sebagai tempat arena permainan air mulai dari jetski, banana boat, perahu boat, flying boat, hingga main parasut ditarik boat. Berhubung Arham sampai tempat ini pas siang terik mentari, jadi suasana masih sepi panas menyengat. Yah...terpaksa cuma bisa ambil foto doang. Penyedia jasa permainan air setempat sebenernya sudah menawarkan paket naik perahu boat menyebarang ke Pulau Nusa Penida untuk melihat penangkaran penyu. Ongkos jasa yang ditawarkan sebesar Rp. 100.000 / orang. Tapi berhubung sangat panas jadi mendingan nggak jadi saja.
Acara jalan-jalan dilanjutkan dengan mengunjungi GWK (Garuda Wisnu Kencana). Pesona tempat ini adalah bukit kapur yang dibentuk sedemikian rupa untuk didesign sebagai pelataran/ ruang pentas terbuka.
Menurut penjaga disana, tiap petang hari menjelang malam digelar pertunjukan tari kecak..sebagai daya tarik khas lokasi ini. Di bagian atas tempat ini terdapat patung besar burung Garuda yang menghadap ke pelataran, sedangkan obyek wisata paling atas adalah patung raksasa Dewa Wisnu.
Selepas mengunjungi GWK, langsung kembali lagi ke hotel Harris Kuta...hampir jam 4 sore (hitungan sewa 8 jam habis).
Di tahun lalu, Arham justru berkesempatan untuk mengunjungi Pura paling selatan di Bali, yaitu Pura Uluwatu. Keistimewaan pura ini terletak ditepi jurang pantai yang sangat curam, yang dibawahnya langsung berbatasan dengan ombak besar laut selatan. Jadi pesonanya sangatlah fantastis. Sebenernya di lokasi ini tiap hari juga terdapat pertunjukan seni tari kecak, namun lagi-lagi karena Arham datangnya saat siang hari ya hanya bisa menikmati pesona alam yang ada. Kalau pas kebetulan saat mengunjungi lokasi ini, bisa ketemu dengan kawanan monyet-monyet yang sengaja dipiara di kawasan ini. Saat Arham berkunjung, hanya sedikit kawanan monyet yang muncul padahal sudah beli 2 sisir pisang buat si monyet.
Di lokasi ini Papi sempat mejeng....berfoto dengan background keindahan alam setempat.
Hari 3, 25 Maret 2009
Sehari menjelang perayaan Nyepi, acara jalan-jalan terkonsentrasi di sekitar Kuta aja. Biasanya sudah menjadi kebiasaan penduduk setempat terutama kalangan muda, untuk menggelar pawai Ogoh-Ogoh di sore hari menjelang malam Nyepi. Biasanya dalam pawai ini, diarak beragam boneka raksasa atau “Buto” dalam bahasa Jawa sebagai simbol kejahatan/aura negatif yang segera akan dilebur dengan perayaan Nyepi mulai malam hari..hingga sehari setelahnya. Penganut Hindu setempat akan menjalani puasa dalam keheningan dan suasana gelap atau pati geni.
Arham sangat menunggu moment ini....karena kesempatan ini hanya setahun sekali dan beda dengan kesenian regular lainnya, pawai Ogoh-Ogoh ini akan memperlihatkan hasil kreasi karya seni para pemuda setempat yang sangat beraneka ragam.
Siang hari, Arham, papi & Ibuk berbelanja disekitar Kuta saja, dengan naik taksipun kami berkunjung ke mall Galeria setempat berharap ada pusat hiburan anak-anak buat Arham. Kenyataan yang ada pusat permainannya kurang ramai, malah lebih lengkap di Balikpapan sepertinya. Arhampun menghabiskan waktu dengan makan siang disana. Pas naik taksi sambil bertanya di sopirnya, dimana lokasi Ogoh-Ogoh yang paling ramai...katanya sekarang lagi dilarang/dibatasi karena berdekatan dengan moment Pemilu...untuk menghindari konflik massa. Tapi katanya di area Kuta masih bakalan ada pawai mungkin tidak seramai sebelumnya..
Dengan berharap masih ada pawai lewat Kuta...Arham, papi & Ibuk menunggu di sekitar pantai Kuta...sampai petang ndak muncul. Tapi lumayan ada sih...pawai Ogoh-Ogoh yang diprakarsai karyawan hotel Harris sendiri..dengan mengarak boneka raksasa besar dengan kostum orange khas hotel ini.
Hari 4, 26 Maret 2009
Merayakan Nyepi di dalam hotel.
Untuk menghargai penganut Hindu setempat yang sedang merayakan Nyepi, mulai dari malam hari semua wisatawan termasuk Arham tidak diperkenankan keluar hotel, membikin suara gaduh atau bahkan menyalakan lampu yang berlebihan.
Jadi malam harinya kita berdiam diri di kamar sambil nonton TV, ngemil dan sebagainya.
Esuk harinya ternyata manajemen hotel sudah mempersiapkan serangkaian acara untuk menghibur semua pengunjung hotel setempat, dengan beragam acara mulai dari senam pagi, lomba anak-anak, hingga acara untuk orang dewasa, intinya untuk mengusir rasa bosan para pengunjung hotel yang tidak diperkenankan untuk keluar kawasan hotel. Toh...kalau keluar hotel juga sangat sepi...jadi mendingan tinggal di dalam....makan main...makan lagi....main lagi.
Habis sarapan pagi...Arham kemudian keliling kolam renang....trus kepingin berenang bersama teman-teman. Banyak sebaya Arham yang melakukan kegiatan serupa, termasuk beberapa kakak bule yang baru dikenal Arham.
Hari 5, 27 Maret 2009
Karena sudah lumayan hafal dengan situasi & jalan di sekitar Kuta, Papi memutuskan untuk langsung menyewa mobil saja. Hitungan sewa adalah harian 24 jam dan kita tidak terikat dengan jadwal sopir tentunya. Papipun menyewa mobil Karimun yang cukup buat jalan-jalan bertiga...apalagi masuk jalan-jalan di kawasan Kuta yang relatif sempit, harga sewa lumayan murah Rp 175.000/ hari.
Berhubung ini hari Jumat jadi ekspedisi diputuskan setelah Papi ibadah Jum’atan...dan langsung eksplore daerah di Denpasar menuju Tanah Lot... Sempat sih keliru ambil jalan...namun dengan bertanya penduduk setempat, akhirnya sampai juga di tanah Lot. Perjalanan nyetir sendiri memang terasa lebih seru...terasa lebih santai...bisa menikmati sepanjang perjalanan...dan mau mampir kemanapun bisa.
Sebenernya ini sudah kedua kalinya, Arham berkunjung ke Tanah Lot... Waktu berkunjung setahun lalu Arham diantar oleh sopir namanya mas Made...orangnya baik juga. Tanah Lot merupakan satu dari identitas landscape pulau Bali juga...dengan pesona khas Pura yang terletak di tengah-tengah laut kalau pas laut pasang. Sebenernya Pura ini dibangun bertumpu di atas batu cadas...yang masih tersisa dari abrasi air laut. Jadi kalau pas laut pasang seolah-olah kelihatan bangunan Pura yang nongol ditengah-tengah laut. Sunggu fenonema yang sangat indah. Oleh karenanya memang warisan unik perlu tetap dijaga....dengan teknologi tentunya, untuk mencegah abrasi laut yang lebih parah lagi. Obyek wisata lain ditempat ini disebelah baratnya adalah “Pura Karang bolong” disebut demikian karena bangunan pura kecil tersebut benar-benar terletak diatas batu cadas yang berongga besar dibawahnya karena abrasi laut. Semoga warisan unik juga masih senantiasa bisa terpelihara.
Tanpa dilewatkan papi tentunya....Arham berpose didepan obyek wisata menarik tersebut buat kenang-kenangan.
Hari 6, 28 Maret 2009
Ini hari terakhir kesempatan jalan-jalan sebelum check out esuk hari.
Dipagi harinya Papi mengajak Arham ekspedisi ke arah Ubud...untuk melihat Bali zoo dan pusat kerajinan perak disekitar lokasi tersebut. Sebelumnya disempatkan berbelanja beberapa macam oleh-oleh di pusat belanja oleh-oleh di Kuta. Namun dari pagi sampai siang tsb...kami hanya bisa mengunjungi Bali zoo....lumayan sejuk buat melepas lelah...dan Arhampun bisa menyaksikan beraneka ragam binatang yang ditempatkan dalam kebun binatang ini. Sepintas waktu masuk area ini, keliatan cuma kecil namun setelah berjalan menyusuri satu per satu obyek binatang yang ada...lumayan besar juga area kebun binatang ini.
Pulang dari Bali zoo....Ibuk pingin mampir pasar Sukowati, Arham bersama Papi menunggu diluar parkiran saja karena suasana agak sumpek. Setelah berbelanja di Sukowati, karena sudah capek kita pulang ke hotel. Sore-malamnya putar-putar melihat suasana Kuta malam dan mampir makan malam di restoran dekat Kuta Square. Lumayanlah pokoknya....ya namanya juga harga turis...jadi tak beda turis lokal atau internasional lah...Yang penting rasa penasaran sudah terobati. Sisa malam tersebut dilanjutkan dengan jalan menyusuri sepanjang butik/galeri di area Kuta Square sebelum akhirnya memutuskan balik ke hotel untuk kemas-kemas.
Hari 7, 29 Maret 2009
Pulang ke Balikpapan.....
Liburan ke Bali kali ini tergolong spesial dikarenakan bersamaan dengan perayaan Hari Nyepi, tepatnya di hari Kamis 26 Maret 2009. Kembali ke cerita, Arham tiba di bandara Ngurah Rai-Denpasar suasana sudah petang hari, check in hotel sudah agak kemalaman, jadi acara jalan-jalannya dimulai esuk harinya hari Senin.
Hari 1, Senin 23 Maret 2009
Acara jalan-jalan disekitar area Kuta, menikmati suasana pantai Kuta nan indah sambil berbelanja perbekalan selama di hotel.
Di sore hari sambil menunggu fenomena shunset ketika mentari tenggelam di pantai, Arham bersama Papi-Ibuk menyaksikan pergelaran Upacara “Melasti” yang menurut kepercayaan penduduk setempat adalah ritual untuk menghapuskan segala dosa-dosa sebelum menjalankan ritual Nyepi. Upacara Melasti biasanya diselenggarakan dalam kurun waktu 3 hari menjelang ritual Nyepi. Makanya para penganut Hindu yang merayakan upacara ini rata-rata memakai pakaian adat putih sebagai
simbol penyucian diri.
Selepas melihat prosesi Upacara Melasti, Arham kembali lagi main di sekitar pantai ketika mentari sudah tak menyengat lagi. Dengan hempasan ombak-ombak kecil, sangatlah asyik buat main kecipuk air laut. Apalagi pas main, Arham dapat teman kakak cantik yang mau menemani main bareng. Arhampun makin semangat bermain pasir & ombak kecil laut sambil menunggu fenomena sunshet tiba.
Lewat jam 6 sore...saat sunshetpun tiba, sudah pasti tak akan dilewatkan Papi buat mengambil foto buat kenangan. Arham sama Ibupun mejeng untuk foto bareng dengan background laut maupun kenampakan sunshet yang sangat indah ini.
Berikut sebagian dari foto kenang-kenangan yang sempat diambil pada kesempatan itu.
Hari 2, Selasa 24 Maret 2009
Sesuai rencana, Papi menyewa jasa tour dengan hitungan jam tapi tujuan kami tentukan sendiri.
Papi menyewa mobil kijang + sopirnya pak Kadek yang sangat baik hati untuk mengantarkan jalan-jalan sesuai tempat tujuan kami. Sewa selama 8 jam dikenakan biaya Rp 375.000, harga ini sudah termasuk lumayan murah karena rata-rata paket yang ditawarkan diatas Rp 400.000.
Sehabis sarapan pagi dengan makan roti, bubur kacang ijo, sereal + menu utama sarapan pagi, Arham kembali ke kamar dulu...ngantuk, istirahat sebentar sambil menunggu jemputan pak Kadek sekitar jam 9-an pagi. Sekitar jam 9.30 pak Kadekpun datang, dan kita langsung menuju tempat tujuan pertama di Taman Safari Bali yang berada di kawasan Gianyar (Bali timur). Sampai ditempat tujuan untungnya belum terlalu panas, jadi masih enak untuk jalan-jalan,
tapi berhubung Arham cengeng jadi tetap saja kurang asyik...lha diajak naik truk Safari keliling aja pake nangis...
Selesai acara keliling di Taman Safari, pas waktunya makan siang....langsung deh menuju arah selatan ke resto pantai Jimbaran..yang terkenal dengan olahan menu seafoodnya plus pemandangan pesona pantainya. Tapi idealnya makan diresto ini...di waktu sore atau malam hari...bukannya pas terik mentari...tapi yang namanya juga lapar apapun dilakukan untuk siap melahap. Kawasan Jimbaran memang dikemas dengan deretan resto yang menghadap langsung ke pantai...dan untuk masuk kawasan ini dikenakan kontribusi Rp 2000. Di resto yang lupa namanya ini, Arham menyantap sepotong ikan bakar bersama Papi & Ibuk...tahu-tempe,...lalapan dan sebagainya, namanya juga resto eksklusif jadi lumayan merogoh kocek lah..
Kedatangan kelompok pengamen yang singgah ke resto ini cukup bisa menyejukkan suasana terik panas waktu itu, ketika mereka menyajikan lagu klasik maupun lagu latin barat.
Setelah perut kenyang, dilanjutkan dengan perjalanan untuk mengetahui suasana Bali selatan di area Tanjung Benoa. Tanjung Benoa dikenal sebagai tempat arena permainan air mulai dari jetski, banana boat, perahu boat, flying boat, hingga main parasut ditarik boat. Berhubung Arham sampai tempat ini pas siang terik mentari, jadi suasana masih sepi panas menyengat. Yah...terpaksa cuma bisa ambil foto doang. Penyedia jasa permainan air setempat sebenernya sudah menawarkan paket naik perahu boat menyebarang ke Pulau Nusa Penida untuk melihat penangkaran penyu. Ongkos jasa yang ditawarkan sebesar Rp. 100.000 / orang. Tapi berhubung sangat panas jadi mendingan nggak jadi saja.
Acara jalan-jalan dilanjutkan dengan mengunjungi GWK (Garuda Wisnu Kencana). Pesona tempat ini adalah bukit kapur yang dibentuk sedemikian rupa untuk didesign sebagai pelataran/ ruang pentas terbuka.
Menurut penjaga disana, tiap petang hari menjelang malam digelar pertunjukan tari kecak..sebagai daya tarik khas lokasi ini. Di bagian atas tempat ini terdapat patung besar burung Garuda yang menghadap ke pelataran, sedangkan obyek wisata paling atas adalah patung raksasa Dewa Wisnu.
Selepas mengunjungi GWK, langsung kembali lagi ke hotel Harris Kuta...hampir jam 4 sore (hitungan sewa 8 jam habis).
Di tahun lalu, Arham justru berkesempatan untuk mengunjungi Pura paling selatan di Bali, yaitu Pura Uluwatu. Keistimewaan pura ini terletak ditepi jurang pantai yang sangat curam, yang dibawahnya langsung berbatasan dengan ombak besar laut selatan. Jadi pesonanya sangatlah fantastis. Sebenernya di lokasi ini tiap hari juga terdapat pertunjukan seni tari kecak, namun lagi-lagi karena Arham datangnya saat siang hari ya hanya bisa menikmati pesona alam yang ada. Kalau pas kebetulan saat mengunjungi lokasi ini, bisa ketemu dengan kawanan monyet-monyet yang sengaja dipiara di kawasan ini. Saat Arham berkunjung, hanya sedikit kawanan monyet yang muncul padahal sudah beli 2 sisir pisang buat si monyet.
Di lokasi ini Papi sempat mejeng....berfoto dengan background keindahan alam setempat.
Hari 3, 25 Maret 2009
Sehari menjelang perayaan Nyepi, acara jalan-jalan terkonsentrasi di sekitar Kuta aja. Biasanya sudah menjadi kebiasaan penduduk setempat terutama kalangan muda, untuk menggelar pawai Ogoh-Ogoh di sore hari menjelang malam Nyepi. Biasanya dalam pawai ini, diarak beragam boneka raksasa atau “Buto” dalam bahasa Jawa sebagai simbol kejahatan/aura negatif yang segera akan dilebur dengan perayaan Nyepi mulai malam hari..hingga sehari setelahnya. Penganut Hindu setempat akan menjalani puasa dalam keheningan dan suasana gelap atau pati geni.
Arham sangat menunggu moment ini....karena kesempatan ini hanya setahun sekali dan beda dengan kesenian regular lainnya, pawai Ogoh-Ogoh ini akan memperlihatkan hasil kreasi karya seni para pemuda setempat yang sangat beraneka ragam.
Siang hari, Arham, papi & Ibuk berbelanja disekitar Kuta saja, dengan naik taksipun kami berkunjung ke mall Galeria setempat berharap ada pusat hiburan anak-anak buat Arham. Kenyataan yang ada pusat permainannya kurang ramai, malah lebih lengkap di Balikpapan sepertinya. Arhampun menghabiskan waktu dengan makan siang disana. Pas naik taksi sambil bertanya di sopirnya, dimana lokasi Ogoh-Ogoh yang paling ramai...katanya sekarang lagi dilarang/dibatasi karena berdekatan dengan moment Pemilu...untuk menghindari konflik massa. Tapi katanya di area Kuta masih bakalan ada pawai mungkin tidak seramai sebelumnya..
Dengan berharap masih ada pawai lewat Kuta...Arham, papi & Ibuk menunggu di sekitar pantai Kuta...sampai petang ndak muncul. Tapi lumayan ada sih...pawai Ogoh-Ogoh yang diprakarsai karyawan hotel Harris sendiri..dengan mengarak boneka raksasa besar dengan kostum orange khas hotel ini.
Hari 4, 26 Maret 2009
Merayakan Nyepi di dalam hotel.
Untuk menghargai penganut Hindu setempat yang sedang merayakan Nyepi, mulai dari malam hari semua wisatawan termasuk Arham tidak diperkenankan keluar hotel, membikin suara gaduh atau bahkan menyalakan lampu yang berlebihan.
Jadi malam harinya kita berdiam diri di kamar sambil nonton TV, ngemil dan sebagainya.
Esuk harinya ternyata manajemen hotel sudah mempersiapkan serangkaian acara untuk menghibur semua pengunjung hotel setempat, dengan beragam acara mulai dari senam pagi, lomba anak-anak, hingga acara untuk orang dewasa, intinya untuk mengusir rasa bosan para pengunjung hotel yang tidak diperkenankan untuk keluar kawasan hotel. Toh...kalau keluar hotel juga sangat sepi...jadi mendingan tinggal di dalam....makan main...makan lagi....main lagi.
Habis sarapan pagi...Arham kemudian keliling kolam renang....trus kepingin berenang bersama teman-teman. Banyak sebaya Arham yang melakukan kegiatan serupa, termasuk beberapa kakak bule yang baru dikenal Arham.
Hari 5, 27 Maret 2009
Karena sudah lumayan hafal dengan situasi & jalan di sekitar Kuta, Papi memutuskan untuk langsung menyewa mobil saja. Hitungan sewa adalah harian 24 jam dan kita tidak terikat dengan jadwal sopir tentunya. Papipun menyewa mobil Karimun yang cukup buat jalan-jalan bertiga...apalagi masuk jalan-jalan di kawasan Kuta yang relatif sempit, harga sewa lumayan murah Rp 175.000/ hari.
Berhubung ini hari Jumat jadi ekspedisi diputuskan setelah Papi ibadah Jum’atan...dan langsung eksplore daerah di Denpasar menuju Tanah Lot... Sempat sih keliru ambil jalan...namun dengan bertanya penduduk setempat, akhirnya sampai juga di tanah Lot. Perjalanan nyetir sendiri memang terasa lebih seru...terasa lebih santai...bisa menikmati sepanjang perjalanan...dan mau mampir kemanapun bisa.
Sebenernya ini sudah kedua kalinya, Arham berkunjung ke Tanah Lot... Waktu berkunjung setahun lalu Arham diantar oleh sopir namanya mas Made...orangnya baik juga. Tanah Lot merupakan satu dari identitas landscape pulau Bali juga...dengan pesona khas Pura yang terletak di tengah-tengah laut kalau pas laut pasang. Sebenernya Pura ini dibangun bertumpu di atas batu cadas...yang masih tersisa dari abrasi air laut. Jadi kalau pas laut pasang seolah-olah kelihatan bangunan Pura yang nongol ditengah-tengah laut. Sunggu fenonema yang sangat indah. Oleh karenanya memang warisan unik perlu tetap dijaga....dengan teknologi tentunya, untuk mencegah abrasi laut yang lebih parah lagi. Obyek wisata lain ditempat ini disebelah baratnya adalah “Pura Karang bolong” disebut demikian karena bangunan pura kecil tersebut benar-benar terletak diatas batu cadas yang berongga besar dibawahnya karena abrasi laut. Semoga warisan unik juga masih senantiasa bisa terpelihara.
Tanpa dilewatkan papi tentunya....Arham berpose didepan obyek wisata menarik tersebut buat kenang-kenangan.
Hari 6, 28 Maret 2009
Ini hari terakhir kesempatan jalan-jalan sebelum check out esuk hari.
Dipagi harinya Papi mengajak Arham ekspedisi ke arah Ubud...untuk melihat Bali zoo dan pusat kerajinan perak disekitar lokasi tersebut. Sebelumnya disempatkan berbelanja beberapa macam oleh-oleh di pusat belanja oleh-oleh di Kuta. Namun dari pagi sampai siang tsb...kami hanya bisa mengunjungi Bali zoo....lumayan sejuk buat melepas lelah...dan Arhampun bisa menyaksikan beraneka ragam binatang yang ditempatkan dalam kebun binatang ini. Sepintas waktu masuk area ini, keliatan cuma kecil namun setelah berjalan menyusuri satu per satu obyek binatang yang ada...lumayan besar juga area kebun binatang ini.
Pulang dari Bali zoo....Ibuk pingin mampir pasar Sukowati, Arham bersama Papi menunggu diluar parkiran saja karena suasana agak sumpek. Setelah berbelanja di Sukowati, karena sudah capek kita pulang ke hotel. Sore-malamnya putar-putar melihat suasana Kuta malam dan mampir makan malam di restoran dekat Kuta Square. Lumayanlah pokoknya....ya namanya juga harga turis...jadi tak beda turis lokal atau internasional lah...Yang penting rasa penasaran sudah terobati. Sisa malam tersebut dilanjutkan dengan jalan menyusuri sepanjang butik/galeri di area Kuta Square sebelum akhirnya memutuskan balik ke hotel untuk kemas-kemas.
Hari 7, 29 Maret 2009
Pulang ke Balikpapan.....
No comments:
Post a Comment